Pengantar Semiotika (Lanjutan)


-Assalamualaikum wr.wb-


    selamat siang semuanya!... Berjumpa lagi dengan blog saya yang sederhana ini. Kali ini saya akan membagikan sedikit artikel yang harapannya bisa menambah ilmu untuk kita semua dengan pokok bahasan yang sama dengan yang kemaren yaitu mengenai "Semiotika"
   Pada artikel sebelumnya kita sudah membahas mengenai pengertian dan bahasan umum lainnya. Kali ini saya akan membahas hal ini lebih mendalam lagi.
_________________________________________________________

  
   Semiotika adalah ilmu yang mempelajari tentang tanda.
      Semiotika(Semiotic) adalah teori tentang pemberian tanda. Secara garis besar, Semiotika digolongkan menjadi tiga konsep dasar, yaitu:
   a. Semiotika Pragmatik (Semiotic Pragmatic)
       semiotika pragmatika menguraikan tentang asal-usul tand, kegunaan tanda oleh yang menerapkannya dan efek tanda bagi yang menginterpretasikan dalam batas perilaku subjek. Dalam arsitektur, semiotika pragmatik merupakan tinjauan tentang pengaruh arsitektur (sebagai sistem tanda) terhadap manusia dalam menggunakan bangunan.
       Hasil karya arsitektur akan dimaknai sebagai suatu hasil persepsi oleh pengamatnya, hasil persepsi itu kemudian dapat mempengaruhi pengamat sebagai pemakai dalam menggunakan hasil karya arsitektur, dengan kata lain, hasil karya arsitektur merupakan wujud yang dapat mempengaruhi pemakainya.

   b. Semiotika Sintaktit (semiotic syntactic)
      semiotika sintaktik menguraikan tentang kombinasi tanda tanpa memperhatikan 'maknanya' ataupun hubungannya terhadap perilaku subjek.
Semiotika sintaktit  ini mengabaikan pengaruh akibat bagi subjek yang menginterprentasikannya.

   c. Semiotika Sematik (semiotic sematic)
      semiotika sematik menguraikan tentang pengertian suatu tanda sesuai dengan arti yang disampaikan. Dalam arsitektur semiotika sematik merupakan tinjauan tentang sistem tanda yang dapat sesuai dengan arti yang disampaikan.

   Cabang ilmu ini mulanya berkembang di bidang bahasa, kemudian berkembang di bidang seni rupa dan desain.
merujuk teori pierce, maka tanda-tanda dalam gambar dapat dilihat dari jenis tanda yang digolongkan dalam semiotik, Diantaranya: ikon, indeks dan simbol.

   Ikon adalah tanda yang mirip dengan objek yang diwakilinya. Dapat pula dikatakan tanda yang memiliki ciri-ciri sama dengan apa yang dimaksudkan. 
   Indeks merupakan tanda yang memiliki hubungan sebab akibat dengan apa yang diwakilinya. Atau disebut juga dengan bukti. Contohnya: asap dan api. Asap menunjukkan adanya api. Jejak telapak kaki ditanah merupakan tanda indeks orang yang melewati tempat itu. Tanda tangan adalah indeks dari keberadaan seseorang yang menorehkan tanda tangan itu.
   Indeks merupakan tanda yang memiliki hubungan sebab akibat dengan apa yang
     Simbol merupakan tanda berdasarkan konversi, peraturan, atau perjanjian yang disepakati bersama. Simbol baru dapat dipahami jika seseorang sudah mengerti arti yang telah disepakati sebelumnya. Contohnya: Garuda Pancasila bagi bangsa Indonesia adalah burung yang memiliki perlambangan yang kaya makna. Namun bagi orang yang memiliki latar budaya berbeda, seperti orang Eskimo misalnya, Garuda hanya dipandang sebagai burung elang biasa
 
   Tradisi semiotika pada awal kemunculannya cenderung berhenti sebatas pada makna-makna denonatif alias semiotika denotasi. Sementara makna lain yang justru bermain pada level yang lebih mendalam,yakni pada level konotasi.
   Pada tingkat inilah warisan pemikiran saussure dikembangkan dengan dengan membongkar praktik pertandaan ditingkat konotasi tanda.
  
 SEMIOTIKA STRUKTURAL DAN POSMODERNISASI

   Dalam semiotika struktural berpegang pada prinsip form follows function, dengan mengikuti model semiotik atau penanda atau fungsi. Semiotika struktural mengacu pada Saussure dan Barthes dengan signifier (penanda, bentuk) dan signified (petanda, makna).
   Hubungan antara penanda dan petanda relatif stabil,abadi pada jantung strukturlisme ada ambisi ilmiah untuk menemukan lapisan geologis atau rencana dasar
  
   Sebuah teks postmodernisme  bukanlah ekspresi tunggal dan individual sang seniman, kegelisahannya,ketakutannya,keterketekanannya, keterasingannya, kegairahannya, atau kegembiraannya melainkan sebuah permainan kutipan kutipan bahasa. Kecenderungan postmodernisasi adalah menerima segala macam pertentangan dan kontradiksi didalam karyanya, disebabkan bercampur aduknya bebagai bahasa. Teks postmodernisasi tidak bermakna tunggal, akan tetapi adalah aneka ragam bahasa masa lalu dan sudah ada, dengan asal muasal yang tidak pasti, yang didalamnya beraneka ragam tulisan, tak satupun diantaranya yang orisinal, bercampur dan berinteraksi
   Ciri-ciri pasca strukturalis diantaranya
1.tanda tidak stabil
   Sebuah penanda tidak mengacu pada sebuah makna ynag pasti. Dalam hal tertentu terjadi ambiguitas, yakni sesuatu yang dianggap sah.
2.membongkar hirarki makna
   pada oposisi biner, hirarkio makna itu dibongkar
3.menciptakan heterogenitas
    berbentuk pluralitas makna, pluralitas tanda yaitu persamaan hak dalam pertandaan. Dalam postmodernisme menggunakan prinsip Form Follows Fun dengan model semiotik penanda dan makna ironis


Kesimpulan

   Berdasarkan penjelasan diatas dapat dijelaskan bahwa pikiran merupakan mediasi antara simbol dengan acuan. Atas dasar hasil pemikiran itu pula terbuahkan referensi yaitu hasil penggambaran maupun konseptualisasi acuan simbolik. Dengan demikian referensi merupakan gambaran hubungan antara tanda kebahasaan berupa kata-kata maupun kalimat dengan dunia acuan yang mengubah status pengertian tertentu. Simbol berbeda dengan tanda, simbol memiliki makna yang lebih mendalam, simbol merupakan sebuah tanda yang berdasarkan dengan konversi, peraturan atau perjanjian yang disepakati bersama.
   Simbol baru dapat dipahami seseorang jika seseorang sudah mengerti arti yang telah disepakati sebelumnya.

   Fungsi teks-teks yang menunjukkan pada sesuatu (mengacu pada sesuatu) dilaksanakan berkat sejumlah kaidah, janji, dan kaidah-kaidah alami yang merupakan dasar dan alasan mengapa tanda-tanda itu menunjukkan pada isinya. Tanda-tanda ini menurut jakobson(seorang alih bahasa asal rusia) merupakan sebuah sistem yang dinamakan kode-kode pertama yang berlaku pada teks-teks ialah kode bahasa yang digunakan.
   Selain itu, teks-teks tersusun menurut kode-kode lain yang disebut kode sekunder, karena bahannya ialah sebuah sistem lambang primer, yaitu bahasa. Sedangkan struktur cerita, prinsip-prinsip drama, bentuk-bentuk argumentasi, sistem metrik itu semua merupakan kode-kode sekunder yang digunakan dalam teks-teks untuk mengalihkan arti.

referensi
 puslit2.petra.ac.id/gudangpaper/files/2235.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16803/4/Chapter%20II.pdf
http://kkik.fsrd.itb.ac.id/wp-content/uploads/2007/04/6.Resensi.pdf
https://id.wikipedia.org/wiki/Semiotika

  Sekian dulu postingan saya kali ini,mudah-mudahan ilmu yang saya bagikan berguna bagi anda semua....

-Wassalamualaikum-




Selanjutnya
« Post sebelumnya