-Assalamualaikum wr.wb-
Bertemu lagi dengan blog saya yang sederhana ini. Pada kesempatan kali ini saya akan membagikan sebuah artikel yang akan membahas mengenai pencahayaan pada sinematografi.
_______________
-Pengertian-
Sinematografi adalah ilmu terapan yang membahas tentang teknik menangkap gambar dan
sekaligus menggabung-gabungkan gambar tersebut sehingga menjadi
rangkaian gambar yang memililki kemampuan menyampaikan ide dan cerita.
Cahaya adalah unsur tata artistik yang paling penting dalam pertunjukan
teater atau produksi film. Tanpa cahaya maka penonton tidak dapat
menyaksikan apa-apa karena gelap tak bisa dilihat.
Cahaya merupakan gelombang elektromagnestis yang diterima oleh indera
penglihat (mata) yang kemudian diteruskan ke otak yang akan merespon,
menanggapi ransangan cahaya terebut. Sederhanya, tanpa cahaya maka benda
tidak akan kelihatan. Atas dasar itulah, produksi film dan video
memerlukan cahaya agar subyek bisa terlihat.
-Latar Belakang-
Cahaya adalah salah satu elemen terpenting dalam sinematografi. Bahkan tak salah kiranya jika ada ungkapan Film are Light !
atau film adalah cahaya, karena memang untuk meng-exposed sebuah gambar
kita memerlukan cahaya dan bahkan untuk melihat sebuah benda di alam
ini kita memerlukan pantulan cahaya
-Maksud & Tujuan-
Setelah membaca artikel ini kita semua diharapkan mampu membedakan berbagai teknik pencahayaan yang ada.
-Pokok pembahasan-
Seni menata cahaya dalam film menjadi bagian yang terpenting karena bisa
mempengaruhi juga perhatian penonton terhadap cerita. Tata cahaya film
sangat dipengaruhi oleh pengalaman kita melihat kondisi cahaya dalam
dunia nyata, bagaimanapun juga cahaya dalam film meniru cahaya alam.
Secara Teori cahaya dalam film adalah 45 derajat tinggi dan jaraknya
dari kamera, hal ini dikarenakan masalah estetis saja, artinya dalam
sudut 45 derajat sudut cahaya yang mengenai wajah akan terlihat seperti
yang kita lihat di alam nyata.
Dalam sinematografi kita hanya mengenal dua warna cahaya atau yang sering di sebut sebagai Daylight atau cahaya matahari dan Tungsten atau cahaya lampu ruangan. Dua jenis warna cahaya tersebut diukur dengan satuan Kelvin.
Karena hanya ada dua jenis warna cahaya dalam film maka kita bisa
membaginya sebagai menggunakan warna Daylight untuk scene siang dan
warna tungsten untuk scene malam. Tentu saja untuk tujuan kreatif hal
ini juga bisa tidak dihiraukan, akan tetapi secara prinsip dua suhu
warna tersebut yang harus kita gunakan dalam bercerita.
Film juga sangat sensitive dalam menangkap beberapa spectrum cahaya yang tak terlihat oleh mata kita seperti Ultra violet dan Infra red. Maka kita juga harus memperhatikan dua elemen spectrum tersebut dalam membuat film.
Hal yang perlu diperhatikan dalam menata lighting adalah bayangan atau shadow
karena bayangan tersebut bisa mengganggu atau membantu gambar kita.
Mengganggu dalam arti jika kita salah menempatkan cahaya maka di wajah
aktor/aktris akan terlihat bayangan hidung, dahi, dan sebagainya hal ini
tentu saja bisa mengganggu penonton atau bahkan mengurangi
kecantikan/estetika gambar kita.
Metode Dasar
Pada Sinematografi, ada tiga metode dasar pencahayaan yang perlu kita ketahui dan pahami bersama, yakni:
* Key Light
seperti namanya, pencahayaan ini menyorot langsung pada subjek dan berfungsi sebagai illuminator utamanya; lebih dari apa pun, kekuatan, warna dan sudut kunci menentukan desain pencahayaan tembakan secara keseluruhan.
Dalam pengambilan dalam ruangan, kuncinya adalah umum yakni lampu khusus, atau flash kamera. Dalam pengambilan siang outdoor, matahari sering berfungsi sebagai key light. Dalam hal ini, tentu saja, fotografer tidak bisa mengatur cahaya di tepat
posisi yang dia inginkan.
* Fill Light
Fill Light juga menyorot langsung pada subjek, tetapi dari sudut srelatif kesamping dan sering ditempatkan pada posisi yang lebih rendah dari subjek (sekitar pada tingkat wajah subjek).
Dalam
beberapa situasi fotografer dapat menggunakan reflektor (seperti
sepotong cardstock putih dipasang off-camera, atau bahkan dinding bercat
putih) sebagai cahaya mengisi bukan sebuah lampu yang sebenarnya.
Mencerminkan dan mengarahkan sinar lampu tombol ini kembali pada subjek
dari sudut yang berbeda dapat menyebabkan lebih lembut, efek halus
daripada menggunakan lampu lain.
* Back Light
Back Light (pelek, rambut, atau cahaya bahu) menyorot pada subjek dari belakang, sering (tetapi tidak harus) ke satu sisi atau yang lain. Ini memberi subjek pelek cahaya, melayani untuk memisahkan subjek dari latar belakang dan menyoroti kontur.
Point Pencahayaan
Cahaya latar belakang ditempatkan di belakang subjek (s), pada grid tinggi, atau rendah ke tanah.
Berbeda dengan tiga lampu lainnya, yang menerangi elemen foreground
seperti aktor dan alat peraga, itu menerangi elemen latar belakang,
seperti dinding atau pemandangan luar.
Teknik ini dapat digunakan untuk menghilangkan bayangan yang dilemparkan
oleh elemen foreground ke background, atau untuk menarik perhatian lebih
ke latar belakang. Hal ini juga membantu untuk off-set sifat mata tunggal kamera, ini berarti bahwa itu membantu kamera mambuat subjek.
-Kesimpulan-
Pencahayan pada Sinematografi tidak jauh berbeda dengan yang ada di fotografi, namun dalam penerapannya kita harus lebih teliti, karena dalam sinematografi ini kita menangkap gadan kemudian disambung-sambung sehingga akan menghasilkan gambar bergerak. Berbeda dengan fotografi yang hanya menangkap gambar saja.
-Referensi-
Daftar disini dengan email mu
ConversionConversion EmoticonEmoticon