Sinematografi part 3

-Assalamualaikumwr.wb-

   Bertemu lagi dengan blog saya yang sederhana ini. Pada kesempatan kali ini saya akan memberikan lanjutan dari artikel-artikel sebelumnya, yaitu Sinematografi part 1 & Sinematografi part 2 
   Langsung saja to the topic...

-Pengertian-

   Sinematografi adalah ilmu terapan yang membahas tentang teknik menangkap gambar dan sekaligus manggabung-gabungkan gambar tersebut sehingga menjadi rangkain gambar yang memiliki kemampuan menyampaikan ide  dan cerita.
   Sinematografi memiliki objek yang sama dengan fotografi yakni menangkap pantulan cahaya yang mengenai objek. Perbedaan dengan fotografi terdapat pada alatnya. Fotografi hanya dapat menangkap gambar tunggal, sedangkan sinematografi menangkap rangkaian gambar.

-Latar Belakang-

    Dalam perkembangan sinematografi, sangat banyak sekali yang belum kita ketahui tentang apa itu Sinematografi.

-Maksud & Tujuan-

   Ketika telah memahami konsep dasar ini, kita diharapkan mampu tau apa sebenarnya sinematografi itu...


   Nah. pada artikel sebelumnya, kita sudah cukup banyak membahas mengenai Sinematografi. Namun itu belum semua, maka lanjutkan baca artikel ini...

Komposisi

   Komposisi adalah bagian yang paling terpenting pada komunikasi visual karena komposisi adalah usaha untuk menata semua elemen visual dalam frame. Menata elemen visual di sini bisa diartikan kita mengarahkan perhatian penonton pada informasi yang kita berikan kepada mereka. Atau dalam arti lain kita mengarahkan penonton pada Point of Interest (POI) dalam gambar yang kita buat. Dengan mengarahkan penonton pada PoI maka penonton akan bisa mengikuti cerita dalam film kita dengan emosi sepenuhnya. Jika kita terlalu banyak meletakan Poi dalam sebuah gambar maka mata atau perhatian penonton akan terbagi-bagi, akhirnya perhatian mereka pada cerita juga akan terganggu.

Pencahayaan

   Cahaya adalah salah satu elemen terpenting dalam sinematografi. Bahkan tak salah kiranya jika ada ungkapan Film are Light ! atau film adalah cahaya, karena memang untuk meng-exposed sebuah gambar kita memerlukan cahaya dan bahkan untuk melihat sebuah benda di alam ini kita memerlukan pantulan cahaya.
   Seni menata cahaya dalam film menjadi bagian yang terpenting karena bisa mempengaruhi juga perhatian penonton terhadap cerita. Tata cahaya film sangat dipengaruhi oleh pengalaman kita melihat kondisi cahaya dalam dunia nyata, bagaimanapun juga cahaya dalam film meniru cahaya alam.
Secara Teori cahaya dalam film adalah 45 derajat tinggi dan jaraknya dari kamera, hal ini dikarenakan masalah estetis saja, artinya dalam sudut 45 derajat sudut cahaya yang mengenai wajah akan terlihat seperti yang kita lihat di alam nyata.
Dalam sinematografi kita hanya mengenal dua warna cahaya atau yang sering di sebut sebagai Daylight atau cahaya matahari dan Tungsten atau cahaya lampu ruangan. Dua jenis warna cahaya tersebut diukur dengan satuan Kelvin.
Karena hanya ada dua jenis warna cahaya dalam film maka kita bisa membaginya sebagai menggunakan warna Daylight untuk scene siang dan warna tungsten untuk scene malam. Tentu saja untuk tujuan kreatif hal ini juga bisa tidak dihiraukan, akan tetapi secara prinsip dua suhu warna tersebut yang harus kita gunakan dalam bercerita.


Pergerakan kamera

   Pergerakan kamera atau lebih dikenal sebagai camera movement adalah sebuah usaha menggerakan kamera atau subjek untuk lebih mengenalkan ruang atau memberi kesan tiga dimensi sebuah ruangan, di mana penonton seakan bergerak masuk/keluar atau bergerak ke kanan/ke kiri mengikuti atau meninggalkan subjek.

Pada dasarnya Camera Movement terbagi dalam beberapa bagian besar yaitu:
  1. Subjek bergerak ke arah kamera/meninggalkan kamera
  2. Kamera bergerak ke arah subjek/meninggalkan subjek
  3. Kamera dan Subjek bergerak/mengikuti subjek
  4. Zooming atau pergerakan optis. Disebut pergerakan optis karena optik yg bergerak di dalam lensa.
Sebelum menggerakan kamera/subjek sebenarnya ada hal yang paling mendasar bagi cinematographer maupun filmmakernya yaitu:
  1. Kapan kamera/subjek harus bergerak
  2. Mengapa kamera/subjek harus bergerak
Hal ini berkaitan erat dengan pengadeganan atau mise en scene, di mana penonton akan mengikuti atau tidak bisa mengikuti cerita dalam film tersebut. Artinya karena gerak kamera terlalu cepat atau asal bergerak maka cerita yang ingin disampaikan atau informasi yang harus diketahui oleh penonton akan terlewatkan atau penonton tidak memahami/mendapatkan informasi tersebut.

-Kesimpulan-

   Mulai dari pembahasan mengenai sinematogafi dari part 1 sampai part 3 ini, dapat disimpulkan bahwa Fotografi dan Sinematografi ini memiliki banyak kesamaan seperti sama-sama menangkap pantulan cahaya yang mengenai objek, memiliki teknik pengambilan gambarnya juga dan masih banyak. Cuman, yang membedakan antara Fotografi dan Sinematografi ini adalah kalau fotografi hanya dapat menangkap gambar tunggal sedangkan sinematografi menangkap rangkaian gambar.

-Referensi-


   Sekian dulu postingan saya mengenai Sinematografi. Mudah-mudahan Bermanfaat bagi anda semua...

-Wassalamualaikum wr.wb-
Selanjutnya
« Post sebelumnya

1 komentar:

Write komentar