Sinematografi part 1

-Assalamualaikum wr.wb-

   Bertemu lagi dengan blog saya yang sederhana ini. Sudah lama saya tidak membagikan artikel-artikel yang biasa saya lakukan setiap harinya, karena belakangan ini saya memiliki jadwal yang cukup padat sehingga, tidak memiliki cukup waktu untuk memposting artikel-artikel yang seharusnya saya bagikan.

   Pada postingan kali ini, saya akan membagikan artikel yang pokok pembahasannya adalah mengenai Sinematografi. Let's check this out...

______________________________________


-Pengertian-

   Sinematografi adalah ilmu terapan yang membahas tentang teknik menangkap gambar dan sekaligus menggabung-gabungkan gambar tersebut sehingga menjadi rangkaian gambar yang memililki kemampuan menyampaikan ide dan cerita.

   Sinematografi memiliki objek yang sama dengan fotografi yakni menangkap pantulan cahaya yang mengenai benda. Karena objeknya sama maka peralatannyapun mirip. Perbedaannya, peralatan fotografi menangkap gambar tunggal, sedangkan sinematografi menangkap rangkaian gambar.
   

-Latar Belakang-

  Dalam perkembangan Sinematografi, sangat banyak sekali yang belum kita ketahui yang sebenarnya tentang apa itu sinematografi.

-Maksud & Tujuan-

   Ketika telah memahami konsep dasar ini, kita diharapkan mampu tau apa sebenarnya sinematografi itu...


Nah, kalo kita tadi membahas tentang sinematografinya, sekarang kita akan membahas orang yang sangat terkait dengan Sinematografi itu sendiri.

   sinematografer atau Director of Photography (DoP) adalah orang yang bertanggung jawab semua aspek Visual dalam pembuatan sebuah film. Mencakup Interpretasi visual pada skenario, pemilihan jenis Kamera, jenis bahan baku yang akan dipakai, pemilihan lensa, pemilihan jenis filter yang akan dipakai di depan lensa atau di depan lampu, pemilihan lampu dan jenis lampu yang sesuai dengan konsep sutradara dan cerita dalam skenario.
   Seorang sinematografer juga memutuskan gerak kamera, membuat konsep Visual, membuat floorplan untuk ke efisienan pengambilan gambar. Artinya seorang sinematografer adalah orang yang bertanggung jawab baik secara teknis maupun tidak teknis di semua aspek visual dalam film.

   Sinematografer adalah juga kepala bagian departemen kamera, departemen pencahayaan dan Grip Departement untuk itulah Sinematogrefer sering juga disebut sebagai Director of Photography atau disingkat menjadi DoP.
   
Pada industri perfilman, seorang Sinematografer atau DoP akan di Bantu oleh sebuah tim yang dibentuknya mulai dari
  • 1st Camera Assistant yang bertugas mendampingi dan membantu semua kebutuhan shooting mulai dari pengecekan alat-alat hingga mempersiapkan sebuah shot.
  • Focus Puller yang bertugas membantu sinematografer dalam memutar focus ring pada lensa sehingga subjek yang diikuti kamera bisa terus dalam area fokus.
  • Camera boy istilah ini sering digunakan pada industri film di Hollywood, adalah seorang asisten kamera yang bertugas membawa kamera atau mempersiapkan kamera mulai dari tripods hingga memasang kamera pada tripods tersebut.
  • Grip adalah bertugas untuk memastikan letak kamera seperti yang diinginkan DoP baik secara level atau tinggi rendahnya. Grip juga bertanggung jawab dalam perpindahan kamera artinya Grip departemen yang memasang dolly track dsb.
  • Gaffer adalah istilah untuk seorang yang bertanggung jawab atau kepala departemen pencahayaan. Bersama DoP, Gaffer akan berdiskusi tentang warna, jenis cahaya dan gaya tata cahaya DoP tersebut.
  • Lightingman adalah orang-orang dalam departemen pencahayaan yang bekerja menata lampu sesuai dengan perintah Gaffer dan kemauan DoP.
   Karena film adalah sebuah kerja tim (Team Work) maka sangatlah penting untuk seorang sinematografer atau DoP untuk mempunyai tim yang bisa bekerja sama secara tim dengannya. Artinya tidak bekerja secara individu.

   Seorang Sinematografer yang baik itu harus mengenali alat atau tool yang dipakainya pada saat proses pembuatan film, mulai dari kamera dll.

Saat ini, kamera secara garis besar terbagi dalam tiga jenis dilihat dari penggunaan bahan baku. Yaitu:
  1. Motion Picture Camera atau kamera dengan bahan baku seluloid baik 35 mm/16mm. Contoh kamera: Arriflex 435 Xtreme – 35 mm camera

  2. Video Camera atau kamera dengan bahan baku video tape. Contoh kamera: Sony HDV Video Camcorder
  3. Digital camera atau kamera dengan bahan baku digital/tapeless. Biasanya menggunakan CF card atau SD card bisa juga dengan cakram seperti DVD. Contoh kamera: Sony EX3 – Digital Camcorder


  Nah, walaupun pada kesempatan sebelumnya kita telah membahas panjang lebar mengenai anatomi kamera, pada Sinematografi ini kita juga akan membahas hal tersebut juga namun tidak terlalu panjang lebar contoh nya mengenai lensa, camera body & magazine/tape compartments.

Anatomi kamera

Pada prinsipnya kamera dibagi menjadi tiga bagian:
  1. Lens
  2. Camera body
  3. Magazine/tape compartments
Lensa pada prinsipnya adalah seperti mata kita. Untuk itu, kebersihannya dan kejernihannya harus dijaga, karena lewat lensalah gambar/cahaya akan ditran misikan kie film atau pita. Dalam sinematografi kita mengenal ada tiga jenis kamera, yaitu:

  • Lensa Wide: adalah lensa dengan sudut pengambilan yang luas
  • Lensa Normal: adalah lensa yang secara prespektif dianggap mewakili mata manusia dalam melihat dunia dan sekitarnya. Pada pembuatan film, lensa normal ini adalah lensa 50mm.
  • Lensa Tele: adalah lensa dengan sudut pengambilan sempit.
   Pada setiap lensa professional maupun yang semi professional terdapat tiga buah ring yaitu yang pertama adalah Focusing ring yang berfungs untuk mengatur fokus dalam sebuah shot. Kemudian ada Focal length ring (pada lensa zoom atau variable focal length) Focal length adalah panjang pendeknya sebuah lensa atau secara teknis dikenal sebagai jarak dari titik api lensa ke bidang datar atau film plane. Yang terakhir F.stop atai Diafragma ring yang berfungsi untuk mengatur Exposure sebuah shot.

   Setiap lensa mempunyai cacat atau kelemahan masing-masing karena sifat alamiahnya dan saat produksi. Kelemahan atau cacat lensa ini tidak selalu dianggap buruk karena bisa kita gunakan untuk menguatkan efek dramatik yang ada di dalam scenario. Seperti juga setiap lensa mempunyai daerah ketajamannya masing-masing, daerah ketajaman ini disebut dengan Depth of Field disingkat dengan DoF. Jadi depth of field adalah daerah ketajaman di mana subjek/objek terlihat jelas atau tidak blur di kamera.


Depth of Field sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya:
  • Jarak dari kamera ke objek atau subjek
Jarak dari kamera ke objek atau subjek akan mempengaruhi panjang atau pendeknya daerah ketajaman karena semakin dekat objek atau subjek dengan kamera maka akan semakin pendek Depth of field-nya karena setiap lensa hanya memiliki satu fokus poin saja.
  • Besar kecilnya bukaan diafragma
   Besar kecilnya diafragma juga mempengaruhi panjang pendeknya depth of field karena semakin kecil diameter bukaan diafragma akan semakin panjang depth of field-nya berarti semakin besar angka seperti 11 – 16 – 22 dsb akan semakin panjang depth of fieldnya, sedangkan semakin lebar bukaan diameter diafragma akan semakin pendek depth of fieldnya, berarti semakin kecil angka seperti 4 – 2,8 – 1,4 dan sebagainya akan semakin pendek depth of field-nya. Diafragama adalah diameter lingkaran aperture yang juga berfungsi untuk mengatur gelap atau terangnya sebuah gambar.

  • Panjang pendeknya/Focal length sebuah lensa.
   Semakin panjang sebuah lensa akan mempengaruhi depth of field menjadi semakin pendek, sedangkan semakin pendek sebuah lensa akan mempengaruhi depth of field menjadi panjang atau luas.

  • Exposure dan Scene Brightness
   Exposure bisa didefinisikan sebagai waktu yang diperlukan dalam perekaman gambar.

Camera Body

   Pada bagian inilah gambar direkam atau di tangkap baik secara organik dengan seluloid 35mm seperti pada kamera Film maupun perubahan dari cahaya ke gelombang electromagnetic pada Video atau Digital. Pada kamera film bagian ini yang paling penting dijaga dari kontaminasi debu, cairan maupun radiasi karena akan mempengaruhi hasil shooting. Pada kamera video atau digital pada bagian ini akan banyak sekali tombol pengaturan imajinasi.

Magazine

   Pada kamera Film, magazine adalah tempat kita memasang film baik sebelum maupun setelah di ekspose. Pada kamera Video atau Digital bagian ini adalah tape atau card compartments yaitu bagian di mana kita memasang kartu seperti SD atau CF atau kaset video.


-Referensi-

   https://id.wikipedia.org/wiki/Sinematografi

  Sekian dulu postingan saya kali ini. Nanti akan saya bagikan lagi part ke-2 nya.
Mudah-mudahan bermanfaat bagi anda semua...
 

-Wassalamualaikum wr.wb-

Selanjutnya
« Post sebelumnya